TranslatePDF. ARTIKEL PANCASILA Fungsi Pancasila pada Era Globalisasi Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Disusun Oleh: Nama : Angeline Christy Imanuella NIM : 191910601009 Kelas : 22 UNIVERSITAS JEMBER Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Telp. (0331) 79,333147, 334267, 339029 website :
Sikapkritis tersebut tidak berarti menolak globalisasi secara keseluruhan tetapi harus diiringi dengan berbagai agenda untuk membangun keunggulan kompetitif bangsa (LP3ES, 2003). tinggi rendahnya harkat, derajat dan martabat suatu bangsa akan diukur dari tingkat kesejahteraan, budaya dan peradaban bangsa tersebut (Dadang Iskandar, 2007
Nilaibudaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas. Modul Perspektif Global Deki Wibowo, M.Pd. STKIP MELAWI 2013/2014 (Genap) Globalisasi jaringan informasi. Jika terjadi
Dengankata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia sedangkan akhlak berasal dari Tuhan. Dampak modernisasi dan globalisasi terhadap akhlak, etika,dan moral pemuda-pemudi bangsa ini. Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan
E Dari yang berpandangan negatif, menganggap bahwa globalisasi tidak banyak manfaatnya atau bahkan merugikan. Investasi dalam bentuk penanaman modal asing akan menguras sumber daya yang dimiliki oleh suatu bangsa dengan manfaat paling besar justru tidak dinikmati oleh bangsa tersebut. 10
Ketikaglobalisasi tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ia akan mengancam eksistensi kita sebagai sebuah bangsa. Globalisasi adalah tantangan bangsa ini yang bermula dari luar, sedangkan pluralisme sebagai tantangan dari dalam yang jika tidak disikapi secara bijak tentu berpotensi menjadi masalah yang bisa meledak suatu saat nanti.
cyJ7Mde. Menurut pendapat Krsna Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara 2005. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Kemajuan globalisasi terutama ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya sangat berdampak bagi keberadaan aspek kehidupan khususnya dalam bidang pendidikan, baik itu berupa dampak positif atau negatif. Hal ini terlihat dengan adanya sekolah-sekolah yang membuka kelas bilingual, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran wajib. Selain itu sekolah-sekolah menengah hingga perguruan tinggi sudah banyak yang membuka kelas Internasional. Untuk Indonesia hal ini tidak lain dimaksudkan agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di dunia internasional dan menjawab berbagai tantangan globalisasi. Dengan dimilikinya tenaga-tenaga kerja yang berkualitas, tentunya akan membawa dampak positif tersendiri bagi Indonesia. Indonesia mampu memperbaiki kualitas ekonomi, sehingga mampu masuk jajaran raksasa ekonomi dunia. Namun hal ini tentu sangat membutuhkan perpaduan antara kemampuan otak yang mumpuni dan keterampilan dasar yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah dengan globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya dengan sumber daya manusianya. Beberapa dampak positif globalisasi dalam bidang pendidikan 1. Semakin mudahnya akses informasi. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet, masyarakat dapat mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Informasi yang diakses tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh dunia dapat diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan bagi mereka untuk memperoleh sumber belajar lain, disamping dari buku dan penjelasan guru. 2. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang profesional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan dilakukan dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti perkembangan arus globalisasi maka akan menghasilkan lulusan yang siap kerja seuai dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga pendidik yang pofesional dan berstandar internasional. Hal ini tentunya akan membawa perkembangan positif bagi peserta didik yang diajarnya kelak, yaitu dihasilkannya lulusan yang berkualitas. 3. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Globalisasi pendidikanterjadi secara mengglobal atau mendunia, segala perubahan-perubahan aspek pendidikan terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. Apabila perkembangan globalisasi dapat diikuti dan disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas pendidikan Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-negara lain. Sehingga pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau mampu bersaing dengan negara-negara lain. 4. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing. Seperti yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti kebutuhan dan perkembangan globalisasi, maka akan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap bersaing di dunia Internasional. 5. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Demi terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan berkualitas, tidak mungkin mempertahankan struktur dan metode pendidikan yang sudah ada. Semua harus menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi berupa media pembelajaran berbasis komputer, internet atau sejenisnya. Selain itu diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum yang sudah ada sehingga dapat dilakukan pembenahan pada rancangan kurikulum selanjutnya. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di Indonesia. Selain itu akibat kemajuan teknologi, pola pengajaran pada dunia pendidikan pun juga turut berubah. Apabila dulu, guru hanya menulis dengan sebatang kapur untuk menulis, menggambar sederhana serta menggunakan media-media elajar sederhana, kini dengan komputer, tulisan, gambar, suara, film dan lain-lain dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi materi belajar. Globalisasi adalah sesuatu yang telah terjadi saat ini. Oleh karena itu, kita tidak mungkin menolak atau lari dari globalisasi tersebut. Apabila dikaji lebih mendalam, sebenarnya banyak nilai yang positif dalam globalisasi tersebut dan harus diaplikasikan. Misalnya, kehadiran perusahaan Jepang di Indonesia ternyata membawa nilai-nilai baik dari rakyat Jepang. Hal tersebut dikenal dengan budaya Kaizen. Budaya Kaizen memandang bahwa cara hidup kita, baik dalam bekerja, kehidupan sosial, dan kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat. Hal ini mengandung arti bahwa kita harus selalu menyempurnakan hidup dan kehidupan kita. Gerakan Kaizen yang diterapkan masyarakat Jepang dikenal dengan gerakan 5-S, yaitu Seiri, artinya membereskan; Seiton, artinya menata; Seiso, artinya membersihkan; Seiketsu, artinya membiasakan; Shitsuke, artinya disiplin. Ajaran “Kaizen” menyebabkan Jepang dapat menjadi bangsa yang unggul di dunia. Ajaran tersebut dapat diterapkan menjadi sesuatu yang positif jika dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Keunggulan yang dimiliki oleh bangsa Barat dan pengaruh negatif yang ditimbulkan globalisasi tidak perlu kita sikapi dengan perilaku yang berlebihan. Justru, nilai positif dari globalisasi, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen, pendidikan, cara kerja, pola pikir, dan tanggung jawab perlu kita serap dalam kehidupan sehari-hari. Nilai positif globalisasi ini dapat kita serap dan kita jadikan sebagai instrumen dalam memacu keunggulan bangsa. Nilai-nilai budaya bangsa yang harus tetap dipertahankan dalam era globalisasi, di antaranya beriman dan bertakwa, keseimbangan rasionalisme dan spirit ualisme, nilai kesucian per kawinan dan keluarga, tradisi, moral, serta energi keagaman yang penuh rahmat perlu dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Setelah nilai-nilai tersebut dilaksanakan, maka kita sinergikan dengan nilai globalisasi, seperti penghematan, iptek, pemerintahan yang bersih dan berwibawa, demokrasi, tepat waktu, pelayanan yang lebih baik, meng hilangkan nilai feodal, dan rasional. Setelah nilai globalisasi terintegrasi menyatu dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita sebagai bangsa yang berdaulat berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, yakni dengan cara mendidik anak bangsa agar menjadi manusia Indonesia yang dilandasi oleh nilainilai budaya bangsa dan memiliki kemampuan untuk ber kompetisi dalam dunia global. Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut Berkompetisi dalam kemajuan iptek; Meningkatkan motif berprestasi; Meningkatkan kualitas/mutu; Selalu berorientasi ke masa depan. Pancasila merupakan penyaring terhadap pengaruh globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap dan usaha untuk menghadapi pengaruh dari proses globalisasi, di antaranya sebagai berikut. Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai penyaring terhadap pengaruh globalisasi yang bersifat negatif. Selalu meningkatkan penghayatan dan pengamalan kita terhadap Pancasila untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan kita agar dapat menilai mana yang dianggap baik dan benar terhadap pengaruh globa lisasi. Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain. Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak digantikan oleh budaya bangsa asing. Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga dapat igunakan dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu, produk hasil produksi dapat bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta internasional. Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga mampu menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat positif manusia modern sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi. Seperti halnya arus sungai, globalisasi bagaikan air bah yang menerjang deras pada setiap sendi dan aspek kehidupan kita, bangsa Indonesia. Menolak atau bahkan menghindar dari globalisasi bukanlah sikap tepat dan bijaksana. Tetapi untuk ikut terseret pada arusnya juga merupakan sikap konyol yang tidak perlu kita lakukan. Lantas bagaimana kita harus menyikapi globalisasi yang melanda kehidupan bangsa kita, sementara tidak ada lembaga maupun individu yang mampu mencegahnya ? Sikap yang tepat dan bijaksana adalah kita ikut ambil bagian dan bermain peran di dalamnya. Dengan demikian kita bisa memberikan sumbangsih pemikiran kita maupun arahan kepada generasi muda agar tetap selektif terhadap pengaruh globalisasi. Globalisasi membawa dampak positif dan negatif. Kita harus pandai memilah dan memilih hal mana yang patut kita contoh dan kembangkan serta hal mana yang harus kita tolak dan kita buang. Tidak semua budaya barat buruk untuk ditiru, misalnya menghargai ketepatan waktu merupakan budaya barat yang bisa kita contoh dan kita kembangkan demi kemajuan bangsa dan negara. Namun demikian, budaya barat tidak semuanya baik untuk dicontoh. Pergaulan bebas merupakan hal tabu dan sangat bertentangan dengan kepribadian bangsa kita, sehingga hal itu harus kita tolak dan kita buang. Kita tidak perlu khawatir terhadap arus globalisasi yang tidak mungkin untuk kita bendung. Yang penting kita bisa selektif, tetap berpegang pada iman dan taqwa. Dan sebagai bangsa Indonesia kita tetap berdasarkan pada Pancasila.
Penulis Sumarna – APN Kementerian Pertahanan RI. Jakarta – Era globalisasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, serta dinamika lingkungan strategis yang dinamis baik regional dan nasional suatu negara. Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar dengan berbagai budaya, bahasa dan sebagainya yang sangat beraneka ragam, sehingga memiliki potensi ancaman disintegrasi bangsa. Perlu disyukuri hidup di negara yang majemuk ini karena di dalamnya terdapat banyak sekali keberagaman yang dapat menjadi suatu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Namun, dengan banyaknya perbedaan yang dimiliki juga dapat membuat negara Indonesia rawan terjadi pergesekan antar suku, agama, ras, golongan jika kita tidak menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa, antara lain ; pertama menurunnya sikap toleransi masyarakat; kedua kesenjangan sosial sehingga menyebabkan iri hati antar kelompok; ketiga muncul ideologi baru selain Pancasila; keempat ketidakpuasan masyarakat terhadap pembangunan di daerahnya, dan lain sebagainya. Potensi disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh dinamika lingkungan strategis nasional, regional dan global yang dinamis, sehingga agak sedikit sulit untuk memprediksi kemungkinan apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Oleh karena itu dalam rangka untuk meminimalisir terjadinya ancaman tersebut diperlukan berbagai upaya agar terwujud penguatan wawasan kebangsaan Wasbang dan peningkatan kewaspadaan nasional Padnas bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Apabila suatu negara atau bangsa tidak mampu menghadapi dampak dinamika era globalisasi serta perkembangan lingkungan, maka besar kemungkinan negara tersebut akan hancur dan terlindas oleh arus globalisasi perubahan global, sebab hanya ada dua kemungkinan yang akan dihadapi negara itu, yakni sebagai pemenang the winners atau sebagai pecundang the lossers. Terjadinya kasus disintegrasi bangsa dan beberapa negara yang dianggap gagal seperti Turki Usmani, Uni Soviet, Yugoslavia, Vietnam, dan negara-negara Timur Tengah menunjukkan salah satu bukti nyata betapa besarnya ancaman disintegrasi bangsa di era globalisasi saat ini, termasuk Indonesia. Sebagai bagian dari komunitas internasional, Indonesia tidak terlepas dari permasalahan disintegrasi bangsa dan keterpengaruhan oleh dinamika lingkungan strategis. Pembukaan UUD 1945, mengamanatkan bahwa Indonesia tetap harus mampu menjamin eksistensinya sebagai NKRI dan harus mampu mendorong terwujudnya tujuan nasional, untuk itu diperlukan kemampuan memberdayakan seluruh potensinya guna kepentingan negara. Wawasan Kebangsaan, menurut Prof. Muladi, mantan Gubernur Lemhannas, adalah suatu cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, serta mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsep kebangsaan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia dan dalam realitasnya konsep kebangsaan sudah dijadikan sebagai dasar negara dan ideologi negara dalam rumusan Pancasila tercantum pada Alinea IV Pembukaan UUD 1945 dan Konsep kebangsaan ini yang membedakan antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Dorongan ini melahirkan kebangsaan Indonesia bersumber dari perjuangan guna mewujudkan kemerdekaan dan memulihkan martabat kita sebagai manusia, serta menolak segala bentuk diskriminasi suku, agama, ras/ golongan, warna kulit, asal-usul, kedaerahan, keturunan, serta keyakinan terhadap Tuhan YME dan status sosial, yang memiliki tujuan untuk membangun, serta mengembangkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam upaya meminimalisir berbagai dampak negatif perkembangan globalisasi diperlukan daya tangkal bangsa yang tangguh sebagai modal utama pembangunan bangsa dan Negara, maka diperlukan berbagai langkah strategis melalui upaya penguatan Wawasan Kebangsaan dan peningkatan Kewaspadaan Nasional, sehingga akan mampu meminimalisir berbagai kompleksitas ancaman yang terjadi, termasuk potensi ancaman disintegrasi bangsa. Padnas bertitik tolak dari keyakinan ideologi dan wawasan kebangsaan yang kokoh, didukung upaya pemantauan sejak dini dan berkesinambungan dari implikasi kondisi yang berkembang di dalam negeri maupun luar negeri. Resiko disintegrasi bangsa adalah konsekuensi dari kemajemukan bangsa, sedangkan Tannas yang diharapkan adalah ketahanan menghadapi resiko disintegrasi. Ketahanan nasional yang kuat akan dapat terbentuk, apabila setiap warga negara memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, didukung kekuatan seluruh komponen bangsa, termasuk sarana prasarana dan sumber daya nasional yang kuat. Sehingga visi persatuan dan kesatuan bangsa yang diamanatkan dalam Wasnus akan terwujud secara konkrit. Dinamika lingkungan strategis memberikan pengaruh luas, baik bersifat positif maupun negatif terhadap semua aspek kehidupan baik itu aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, dan pertahanan keamanan. Kemampuan daya tangkal tidak terlepas dari kuat atau tidaknya kewaspadaan nasional dan ketahanan nasional suatu negara, serta akan selalu membawa implikasi baik positif maupun negatif pada sisi lain secara bersamaan dalam lingkungan global, regional dan nasional. Adapun perkembangan lingkungan global banyak dipengaruhi oleh kebijakan negara-negara major powers dalam mengamankan kepentingan nasionalnya, serta kecenderungan ke depan masih berada dalam keterpengaruhan kepentingan negara-negara besar seperti Amerika Serikat AS, Cina, Rusia, dan negara-negara Uni Eropa lainnya, dalam menjamin kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan pada lingkup regional, sejumlah isu-isu tradisional yang hingga kini masih menjadi faktor yang mempengaruhi interaksi antarnegara di berbagai kawasan, serta kemajuan ekonomi regional powers yang menandai perkembangan positif di tingkat regional. Dalam konteks stabilitas keamanan regional, sejumlah isu keamanan masih mewarnai kawasan ini, seperti konflik yang bersumber pada klaim teritorial, keamanan jalur pelayaran dan perdagangan, terorisme, perompakan, bajak laut dan penyelundupan, sehingga perlu peningkatan kerjasama dalam mengatasi permasalahan ini yang menyebabkan setiap negara berupaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan kekuatan militer untuk mencegah berbagai ancaman dan membangun daya tangkal yang tangguh. Dalam rangka mencegah disintegrasi bangsa dengan Wawasan kebangsaan dalam memperkuat ketahanan nasional , maka diperlukan pemahaman dan pembekalan wawasan kebangsaan untuk memperkuat ketahanan nasional bagi setiap warga negara sehingga dapat menyikapi dengan baik perbedaan yang ada agar tidak merugikan bangsa sendiri dengan melalui berbagai lingkungan baik lingkungan kerja lingja, lingkungan pendidikan lingdik dan lingkungan pemukiman lingkim melalui berbagai media social yang ada, seperti buku pelajaran, internet, televisi, surat kabar, poster, Facebook, dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya wawasan kebangsaan, maka akan terbuka melihat banyak sekali keberagaman yang ada di Indonesia, baik suku, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya yang potensi yang saling melengkapi sehingga merupakan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia karena kaya akan keberagaman dengan demikian aneka keberagaman yang ada justru membuat Indonesia semakin indah dan dikagumi. Ketika disadari betapa indahnya keberagaman, akan menimbulkan rasa ingin menjaga dan mempertahankan keberagaman yang ada dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini selaras dengan tujuan wawasan kebangsaan yaitu menjamin persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai aspek kehidupan untuk mencegah timbulnya disintegrasi bangsa dan terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan. Akhirnya dengan perbedaan yang ada bukan merupakan suatu persoalan bagi bangsa Indonesia, namun harus dimanfaatkan untuk saling melengkapi, saling membantu, tolong-menolong, dan bergotong-royong untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, menuju Indonesia yang adil dan makmur. RedG
[ 8/10/2015] Tidak lama lagi kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. Namun hingga saat ini, perspektif masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA ini belum sama. Ada yang menghadapi positif, ada pula yang negatif. Perbedaan perspektif ini terjadi baik di tataran pemerintahan maupun masyarakat. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat mengisi kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” di Aula FISIP Universitas Halu Oleo Kendari, Rabu 7/10 kemarin. Foto oleh Purnomo Sidik* “MEA di Indonesia perspektifnya belum sama, karena ada yang pro ada yang kontra. Ada yang melihatnya pesimis dan ada yang melihatnya optimis,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad yang juga merupakan dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Unpad, Dr. Arry Bainus, MA., saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Universitas Halu Oleo UHO, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu 7/10 kemarin. Kuliah umum bertema “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Komunitas ASEAN 2015” ini diselenggarakan di Aula FISIP UHO. Orang-orang yang optimis melihat bahwa MEA ini menjanjikan dan memiliki potensi luar biasa terhadap perkembangan sumber daya manusia dan produk hasil karya Indonesia. Saat ini, sudah semakin banyak orang yang sadar mengenai pentingnya tenaga kerja profesional dan perlunya kepakaran. Misalnya, semakin dihargainya tenaga perawat dari Indonesia. Sementara orang yang melihat dari sisi negatif, melihat bahwa MEA ini akan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang besar, karena kita memiliki potensi wilayah dan penduduk yang besar. Akan semakin banyak produk luar negeri dan tenaga profesional luar negeri yang masuk ke Indonesia, dan dikhawatirkan akan mematikan potensi SDM dalam negeri karena tidak mampu bersaing. Kepada para mahasiswa UHO Kendari ini, Dr. Arry pun menyarankan ada yang meneliti secara khusus mengenai kesiapan pemerintah dan masyarakat Kendari dalam menghadapi MEA. Bagaimana pun perspektif masyarakat mengenai MEA, kita tetap tidak bisa menghindari dan harus siap menghadapi MEA di penghujung Desember 2015 ini. Hal yang sama pun terjadi ketika kita menghadapi globalisasi. Menurut Dr. Arry, tidak ada satu negara pun yang dapat menghindari globalisasi, bahkan untuk negara tertutup sekalipun. Korea Utara misalnya, meski merupakan negara tertutup, tapi negara ini tetap membutuhkan barang dan tenaga ahli dari luar negerinya. “Globalisasi itu jangan dimaknai sebagai sesuatu hal yang dianggap westernisasi. Globalisasi itu kita harus sepakati bahwa itu adalah suatu proses dimana dunia ini menjadi satu, karena adanya mobilisasi manusia dan ide, dan teknologi,” ujar dr. Arry. Sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari, maka globalisasi harus disikapi secara bijak. Yakni, apabila ada nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut, maka semestinya kita hindari. Apabila ada nilai-nilai baik untuk Indonesia, maka dapat kita terapkan. Hal ini pun pernah dilakukan oleh para pendiri bangsa ini dulu, diantaranya adalah ketika perumusan Pancasila. Dr. Arry menjelaskan bahwa Pancasila merupakan hasil pemikiran-pemikiran para founding father yang sudah membaca pemikiran-pemikiran dari luar. Bukan hanya menyikapi secara bijak, Indonesia bahkan harus bisa menyumbang pada globalisasi. Dr. Arry mencontohkan mie dari China yang kini sudah mengglobal, sementara tidak ada makanan dari Indonesia yang mengglobal. “Dengan cara seperti apa? Kita harus menjadi bangsa yang kreatif. Bisa bangsa yang mendobrak semua benteng-benteng yang seolah-olah kemajuan itu dari luar,” paparnya.* Laporan oleh Artanti Hendriyana / eh
- Zaman sekarang, semua orang di seluruh dunia dapat terhubung melalui jaringan internet. Pertukaran informasi antarnegara yang sangat jauh bisa didapatkan dalam waktu real time. Namun tahukah kamu bahwa kemudahan komunikasi membawa manusia pada globalisasi dan modernisasi?Dilansir dari Standford Encyclopedia of Philosophy, globalisasi adalah proses meningkatnya interaksi manusia melintasi batas geografis yang mengakibatkan keterhubungan dan keterkaitan budaya serta ekonomi di seluruh dunia. Sedangkan pengertian modernisasi yaitu proses perubahan budaya, sosial, dan ekonomi hasil masuknya karakteristik industri barat. Peristiwa globalisasi dan modernisasi memiliki dampak baik namun juga berdampak buruk karena dapat mengubah identitas suatu bangsa. Baca juga Modernisasi Definisi dan DampaknyaKarena globalisasi dan modernisasi bersifat alami dan tidak bisa dihentikan. Kita sebagai bangsa Indonesia harus berupaya menghadapinya dengan cara-cara sebagai berikut Memahami nilai-nilai Pancasila Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, kita menjadi tahu mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Memahami dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila membuat kita tidak kehilangan identitas bangsa. Memilah kebudayaan asing berdasarkan hukum dan norma yang berlaku Globalisasi membawa budaya asing dan modernisasi membuat budaya asing tersebut menjadi kebiasaan. Tidak semua budaya asing baik, kita harus memilihnya berdasarkan hukum dan norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, Marijuana dapat legal dikonsumsi di Colorado, Washington, Meksiko, Kolombia, Spanyol, Kanada dan Israel. Sedangkan di Indonesia dilarang mengonsumsi Marijuana dan dikenakan hukuman penjara selama 4-20 tahun. Baca juga Pengaruh Globalisasi bagi Negara
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara negara menjadi hilang. Saat ini globalisasi merupakan tantangan bagi setiap bangsa dan negara, khususnya Indonesia. Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama generasi anak bangsa. Globalisasi termasuk ke dalam salah satu ancaman non-militer dan jika dibiarkan perlahan tapi pasti akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Bisa dibilang globalisasi merupakan bentuk baru dalam penjajahan, penjajahan dalam segala aspek tentunya membawa pengaruh, baik dari sisi positif maupun negatif. Pengaruh positif yang dapat kita lihat dan rasakan saat ini ada dalam berbagai aspek. Contohnya seperti dari segi politik yaitu, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat sehingga meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat terhadap segi ekonomi yaitu, terbukanya pasar internasional yang dapat meningkatkan devisa negara dan meningkatkan kesempatan kerja. Hal tersebut akan menunjang kehidupan nasional bangsa serta dapat meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa. Dan dalam aspek sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin, kejujuran, rasa tanggung jawab yang tinggi dan Iptek dari negara lain yang sudah maju. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Namun kehadiran globalisasi ini tidak hanya membawa pengaruh positif tapi juga membawa pengaruh negatif. Pertama, dampak nyata yang dapat kita lihat saat ini pada kehidupan sehari-hari yaitu cara berpakaian. Cara berpakaian masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang menggunakan pakaian yang sangat minim bahan di tempat umum karena gaya hidup yang cenderung meniru budaya barat dan dianggap oleh masyarakat dunia sebagai kiblat. Hal tersebut termasuk ke dalam penyimpangan terhadap norma kesopanan. Selain itu, hal tersebut juga membuat masyarakat kita khususnya anak muda perlahan melupakan pakaian tradisional Indonesia. Kedua, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan ideologi bangsa Indonesia akan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme yang akan menghilangkan rasa nasionalisme bangsa jika hal tersebut terjadi. Ketiga, dalam aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri Indonesia. Masyarakat kita khususnya anak muda lebih memilih produk luar negeri karena produk luar negeri dinilai lebih menarik, dengan kualitas yang bagus dan yang paling penting harganya yang cerderung lebih globalisasi mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, sehingga dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Kelima, munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian dan kurangnya interaksi sosial antarwarga. Sikap individualisme membuat masyarakat tidak akan peduli dengan kehidupan tersebut memang secara langsung tidak berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan hal tersebut dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia sehingga perlahan kehilangan rasa nasionalisme dalam dirinya. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Untuk itu sangat penting bagi kita sebagai masyarakat Indonesia terutama generasi muda untuk selektif terhadap pengaruh globalisasi dalam segala aspek kehidupan baik itu aspek politik, aspek ekonomi, maupun aspek sosial kita sama-sama melepaskan sikap individualisme, egoisme, hedonisme, dan konsumerisme yang dapat merusak rasa kebersamaan, toleransi, semangat gotong royong, dan musyawarah mufakat yang selama ini menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Selalu berpikir kritis dalam menerima berbagai informasi dari media massa, sehingga tidak menghilangkan nilai-nilai yang selama ini kita jaga. Mulai gunakan dan cintai produk lokal, lestarikan kekayaan budaya Indonesia. Seperti, tarian daerah lagu daerah, makanan daerah, alat musik tradisional dan senjata tradisional. Jadikan perbedaan suku, ras, agama dan bahasa sebagai pemersatu bangsa Indonesia, sehingga negeri ini senantiasa aman, tentram dan damai. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
jika suatu bangsa menolak globalisasi maka bangsa tersebut akan